Lompat ke konten

Peran Pemuda Wujudkan Indonesia Lestari

Oleh: Stevie Leonard Harison *

Hari Bumi (Earth Day) diperingati setiap tahun pada 22 April untuk menunjukkan dukungan bagi perlindungan lingkungan hidup dan keberpihakan umat manusia untuk keberlangsungan planet bumi. Sejalan dengan itu, kini perkembangan jumlah populasi penduduk dunia pun terus berlanjut dimana bonus demografi dunia sedang mencapai puncaknya. Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN) mencatat bahwa pada 2014 populasi muda dunia (usia 10-24 tahun) mencapai 1.8 miliar jiwa yakni seperempat dari total populasi dunia. Ini merupakan kekuatan yang unik bagi perubahan paradigma pembangunan dari yang eksploitatif menjadi restroratif, dari yang selalu berorientasi ekonomi menjadi keseimbangan ekonomi-ekologi.

Perubahan paradigma pembangunan tersebut haruslah disertai dengan perubahan gaya hidup terutama dari generasi yang akan mewarisi planet bumi lebih lama yakni anak-anak dan pemuda. Untuk Indonesia sendiri, bonus demografi menjadi salahsatu game changer bagi kemajuan pembangunan nasional di segala lini dan dimensi. Jumlah pemuda di Indonesia sendiri hampir mencapai 65 juta jiwa atau 25% dari total populasi penduduk sehingga kebijakan pembangunan Indonesia kedepan harus berbasiskan pada bonus demografi periode 2020-2035 sebagai salah satu faktor kunci. Kepemudaan justru seharusnya menjadi titik berat poros dan ujung tombak kebijakan pemerintah Indonesia saat ini dan sangat potensial untuk perbaikan pembangunan nasional terutama aspek perlindungan alam dan lingkungan hidup.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/BAPPENAS baru-baru ini meluncurkan dokumen Kebijakan Pembangunan Berketahanan Iklim (PBI) yang sesuai dengan visi dan misi pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim. Terdapat 1 buku khusus bertemakan Peran Lembaga Non-Pemerintah dalam Ketahanan Iklim namun sangat disayangkan tidak secara eksplisit membahas kepemudaan dan bonus demografi padahal seharusnya dikategorikan sangat krusial mengingat keterlibatan dan kontribusi pemuda akan sangatlah besar dan berdampak bagi pembangunan berkelanjutan dan ketahanan iklim Indonesia dewasa ini.

Inisiatif ini dapat dikatakan terlambat karena peluncuran Paris Agreement telah dilakukan sejak tahun 2015 sedangkan pemerintah Indonesia pada 2021 baru meluncurkan PBI ini sehingga cenderung memperlambat akselerasi pengurangan emisi karbon dan beralih kepada pembangunan ramah lingkungan (green development) yang seharusnya sudah terjadi. Terlebih jika mengingat bahwa kebijakan yang diluncurkan seharusnya berkoordinasi dan berkolaborasi erat dengan kementerian lain sehingga lebih komprehensif dan tidak berdiri sendiri sehingga keseriusan pemerintah nasional terlihat jelas. Semisal kebijakan PBI ini harus sejalan dengan pendidikan yang ditangani oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, lalu fenomena bonus demografi yang ditangani oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga, lalu dengan berbagai sektor seperti perindustrian, perdagangan, pertanian, perhubungan, pariwisata, kesehatan, dan lainnya.

Dinamika positif dalam isu krisis iklim dan lingkungan hidup justru dipimpin oleh masyarakat sipil terutama dari kalangan organisasi masyarakat sipil dan komunitas kepemudaan yang dibantu oleh pergerakan masif di dunia digital dan media sosial sehingga muncul peningkatan dalam kesadaran masyarakat luas akan isu krisis iklim. Kepemudaan menjadi potensi dan kekuatan besar bagi transformasi pembangunan nasional yang berbasiskan gaya hidup berkelanjutan (sustainable lifestyle) dimana merupakan kombinasi dari gaya hidup sehat (healthy lifestyle) dan gaya hidup ramah lingkungan (green/eco lifestyle).

Pemulihan setelah pandemi Covid19 dapat dilakukan dengan menerapkan gaya hidup berkelanjutan oleh para pemuda di Indonesia sehingga berkontribusi besar bagi tercapainya SDGs nasional pada tahun 2030 dan juga berkurangnya emisi karbon nasional. Hari Bumi menjadi momentum agar kita selalu teringat akan komitmen untuk lebih peduli akan negara dan dunia yang lebih lestari melalui aksi nyata seperti gaya hidup ramah lingkungan dan gaya hidup sehat yang mudah untuk dipraktikkan oleh para pemuda di seluruh penjuru tanah air.

–##–

  • Stevie Leonard Harison adalah Founder Inspirator Muda Nusantara & Climate Ambassador Global Youth Climate Network (GYCN) World Bank Group) – https://id.linkedin.com/in/steveharison